Nostalgia dan Alasan Lain Munculnya #WeekendAtTheMuseum

Membaca berita tentang akan ditutupnya Museum tertua di Indonesia yaitu Museum Radya Pustaka di Solo beberapa bulan lalu membuat saya mempertanyakan kembali, sejauh mana kepedulian kita terhadap keberadaan sejarah. Museum sebagai media penyimpan keagungan sejarah, sudah sepatutnya untuk diperhatikan keberadaannya. Museum Radya Pustaka adalah salah satu contoh wajah museum di Indonesia yang masih minim perhatian dari pemerintah maupun masyarakat.

Dalam kunjungan kedua saya menuju Museum Trinil di Ngawi, saya menyempatkan diri untuk sedikit berbincang dengan Bapak Catur, Juru Pelihara Museum Trinil.

"Kok ndak ada biaya retribusi untuk masuknya ya pak, apa tidak ada pemasukan untuk perawatan museumnya?" tanya saya kepada beliau.

"Dulu ada dik, tapi sekarang dihilangkan supaya masyarakat lebih tertarik mengunjungi situs ini. Tapi ya kesadaran masyarakat masih belum terbangun, jadi ya tetap sepi." ujarnya.

Papan penunjuk Museum Trinil yang tidak terawat


Hal yang sama juga terjadi di salah satu museum di kota Yogyakarta, yang menurut saya sangat unik keberadaannya. Museum Anak Kolong Tangga, yang memang seperti namanya, bertempat di bawah kolong tangga. Tepatnya di dalam gedung Taman Budaya Yogyakarta lantai dua di bawah tangga saat akan menuju ke Concert Hall-nya.

"Ya ndak mesti dik yang datang, kadang rame kadang sepi tergantung musimnya. Memang ada beberapa sekolah yang sering membawa murid-muridnya ke sini." ucap mbak-mbak penjaga museum. 

Saya berpikir bahwa menggabungkan elemen sejarah dengan keceriaan atau mainan adalah sesuatu yang sangat jenius. Tak hanya melulu tentang sejarah mainan itu sendiri, tetapi kita juga diajak untuk bernostalgia dengan masa kecil. Saya beberapa kali mengulum senyum ketika mendapati beberapa koleksi yang dulunya sering saya mainkan ketika kecil.

Salah satu koleksi mainan Museum Anak Kolong Tangga


Pada akhirnya, saya bukanlah orang yang fanatik dengan museum. Saya juga bukan orang yang memiliki pengetahuan luas tentang museum. Saya hanyalah satu dari sekian banyak orang yang tergelitik untuk ikut menyuarakan kampanye penyelamatan museum.

Stensilan di sudut kota Jogja tentang Penyelamatan Museum


Jadi, akhir pekan ini berencana berkunjung ke museum apa? Eitss, jangan lupa pakai hashtagnya ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maiyahan

Opa Zul