Nyanyian Abang Becak
Akhirnya setelah bersemedi selama kurang lebih dua bulan terakhir, hari ini muncul juga niatan untuk menambah post di blog lusuh ini. Mumpung cukup selo , bagaimana jika langsung saja kita mulai cerita ini? " Piye ra sambat nek rego minyak mundhak koyo ngene. (Bagaimana tidak mengeluh kalau harga minyak naik terus seperti ini) " ucap Tukang Becak yang tak sengaja kulewati sepulang kuliah. " Lha, pripun e pak? (Lha, kok begitu pak?)" tanyaku iseng sembari mengambil posisi njagong di dekat Bapak Tukang Becak tersebut. "Ya gitu mas, simbok di rumah semakin sering bertengkar sama saya. Uangnya katanya ndak cukup buat beli lombok lah. Buat beli sandang pangan lah. Belum buat bayar kebutuhan anak-anak juga. Sampai harus pinjem-pinjem uang kemana-mana." jawab Bapak Tukang Becak tersebut. "Memang anaknya berapa, pak?" tukasku. "Ada empat mas. Sudah kadung keluar segitu. Kalo sudah seperti ini, ya bingung sendiri mas nyari duit buat